B. Indonesia

Pertanyaan

sebutkan macam-macam majas beserta pengertian dan contohnya!
Tolong bantuannyaaa...

2 Jawaban

  • Majas Perbandingan
    Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Dalam majas perbandingan, teman-teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.

    1. Personifikasi

    Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia.

    Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.

    2. Metafora

    Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.

    Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.

    3. Asosiasi

    Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.

    Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip.

    4. Hiperbola

    Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

    Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.

    5. Eufemisme

    Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus.

    Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel menggantikan frasa “orang cacat”.

    6. Metonimia

    Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.

    Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air mineral.

    7. Simile

    Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

    Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

    8. Alegori

    Yaitu enyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.

    Contoh: Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.

    9. Sinekdok

    Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.

    Contoh:

    Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.

    Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.

    10. Simbolik

    Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

    Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.


    Majas Pertentangan
    Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai berikut.

    1. Litotes

    Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang sebenarnya adalah yang sebaliknya.

    Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian sebagai rumah.

    2. Paradoks

    Yaitu membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikannya.

    Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku merasa kesepian.

    3. Antitesis

    Yaitu memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan.

    Contoh: Film tersebut disukai oleh tua-muda.

    4. Kontradiksi Interminis

    Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja.

    Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.
  • 1. Personifikasi

    Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia.

    Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.

    2. Metafora

    Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.

    Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.

    3. Asosiasi

    Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.

    Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip.

    4. Hiperbola

    Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

    Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.

    5. Eufemisme

    Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus.

    Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel menggantikan frasa “orang cacat”.

    6. Metonimia

    Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.

    Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air mineral.

    7. Simile

    Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

    Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

    8. Alegori

    Yaitu enyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.

    Contoh: Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.

    9. Sinekdok

    Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.

    Contoh:

    Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.

    Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.

    10. Simbolik

    Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

    Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.



    Majas Pertentangan

    Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai berikut.

    1. Litotes

    Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang sebenarnya adalah yang sebaliknya.

    Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian sebagai rumah.

    2. Paradoks

    Yaitu membandingkan situasi asli atau faktadengan situasi yang berkebalikannya.

    Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku merasa kesepian.

    3. Antitesis

    Yaitu memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan.

    Contoh: Film tersebut disukai oleh tua-muda.

    4. Kontradiksi Interminis

    Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja.

    Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.

    Majas Sindiran

    Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun perilaku dan kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu sebagai berikut.

    1. Ironi

    Yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.

    Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.

    2. Sinisme

    Yaitu menyampaikan sindiran secara langsung.

    Contoh: Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.

    3.Sarkasme

    Yaitu menyampaikan sindiran secara kasar.

    Contoh: Kamu hanya sampah masyarakat tahu!



Pertanyaan Lainnya