B. Arab

Pertanyaan

Jelaskan silsilah Raja Ajatasattu!

1 Jawaban

  • AJATASATTU, MUSUH YANG BELUM LAHIR

    Suatu ketika, Devadatta berselisih paham dengan sang Buddha. Devadatta akhirnya memisahkan diri dari sangha. Devadatta bermaksud mencari dukungan dari pihak kerajaan. Ia berpikir mungkin Pangeran Ajatasattu, anak dari Raja Bimbisara, bisa memberikan dukungan padanya. Devadatta lalu datang kepada pangeran Ajatasattu dan mempertunjukkan kemampuan gaibnya, untuk membuat Pangeran Ajatasattu takjub. Pangeran Ajatasattu yang merasa kagum pada Devadatta akhirnya menjadi mudah untuk dipengaruhi oleh Devadatta. Devadatta menghasut Pangeran Ajatasattu untuk mengambil alih tahta kerajaan dan membunuh ayahnya. Mendengar hasutan itu, pangeran Ajatasattu terpengaruh, dan akhirnya merencanakan untuk mengambil alih tahta kerajaan dari Ayahnya.
    Ketika Raja Bimbisara mengetahui rencana anaknya, Ia bukannya justru menghukum anaknya. Malahan Raja Bimbisara menyerahkan tahta kerajaan kepada Ajatasattu seperti yang diinginkan anaknya itu. Mendapat tahta dari ayahnya bukannya membuat Ajatasattu merasa puas, Ia justru menangkap ayahnya dan memasukkannya ke dalam penjara. Diperintahkannya pada para pengawal supaya ayahnya tidak diberi makan. Ajatasattu ingin ayahnya menderita sampai mati. Sedangkan yang diijinkan untuk mengunjungi Raja Bimbisara hanyalah Ibunya. Orang lain sama sekali tidak boleh datang.
    Ibunya merasa kasihan melihat suaminya, Raja Bimbisara, menderita kelaparan di penjara. Akhirnya setiap kali ia berkunjung, Ratu selalu menyembunyikan makanan untuk suaminya di balik baju. Sehingga Raja Bimbisara tetap bisa makan dan tidak kelaparan. Namun hal ini tidak berlangsung lama. Ajatasattu mengetahui tindakan ibunya. Setelah itu, Ajatasattu melarang ibunya untuk datang mengunjungi Raja Bimbisara. Ratu sangat bersedih melihat kekejaman anaknya terhadap ayahnya sendiri.
    Bimbisara yang kini sudah tidak lagi mendapatkan makanan untuk bertahan hidup, kemudian berlatih meditasi. Setiap hari ia selalu mengingat ajaran Sang Buddha dan berlatih meditasi. Kedua hal itu menjadi satu-satunya sumber kekuatan dan kebahagiaan bagi dirinya. Akhirnya, Bimbisara mencapai Tingkat Kesucian Pertama (Sotapanna). Batinnya menjadi tenang dan bahagia.

Pertanyaan Lainnya